Kamis, 31 Mei 2012

Keterampilan Dasar Penguatan Pada Pembelajaran


PEMBAHASAN
KETERAMPILAN DASAR PENGUATAN

A.    Pengertian Penguatan
Secara psikologis setiap orang mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha bahwa hasil yang telah dilakukannya. Memalui penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan bahwa hasil perbuatannya tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi pemacu untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam hidupnya.[1]
 Keterampilan dasar penguatan adalah segala  bentuk  respons  yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan  untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi.[2]
Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk meberikan respon setiap kali muncul stimulus dari guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat. Penguatan juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan kerjanya.[3]
Dengan demikian fungsi keterampilan pengatahuan (reinfor cement) itu adalah untuk meberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati  dan menigkatkan partisifasinya dalam setiap proses pembelajaran.[4]
Dalam pembelajaran penguatan memiliki peran yang penting untuk meningkatkan  proses dan hasil pembelajaran yang lebih memiliki makna dan bermutu. Pujian atau respons positif yang diberikan oleh guru atau siswa yang telah menunjukan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, anak akan merasakan bahwa perbuatannya dihargai, dan dengan demikian akan menjadi motivator untuk terus berusaha menunjukan prestasi terbaiknya. Akan tetapi bagi yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan merasa senang karena apa yang ditunjukkannya mendapat tempat dan merasa diakui. Anak butuh pengakuan terhaap sesuatu yang dilakukannya, adanya pengakuan akan menimbulkan dampak positif terhadap proses pembelajaran.[5]
 Penguatan hanya terbatas pada pemberian balikan terhadap respons-respons yang betul, yang tampak dari jawaban siswa sendiri. Dengan penguatan tadi, siswa dapat memisahkan mana yang betul dan dapat dilanjutkan, dan mana ynag salah dan tidak perlu dilanjutkan.[6]
Oleh karena itu guru harus melatih dengan berbagai jenis penguatan dan membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar berisi sajian materi untuk dikuasai oleh anak, akan tetapi bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang selalu saling menghargai.[7]

B.     Tujuan dan Manfaat Penguatan
Pemberian respon positif (penguatan) terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-verbel seperti denggan isyarat-isyarat tertentu, secara langgsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa.
Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran antara lain adalah :
1.      Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.
2.      Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnyapun akan semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar tersebut, yaitu melalui penguatan.
3.      Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.
4.      Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan modal dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
5.      Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan, aman, dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

C.    Komponen Keterampilan Penguatan
Penggunaan keterampilan penguatan dalam kelas harus bersifat selektif dan hati-hati, disesuaikan dengan usia siswa, tingkat kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang, tujuan, dan sifat tugas. Pemberian pengguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa komponen keterampilan memberikan penguatan ialah sebgai berikut.[8]
1.      Penguatan Verbal
Penguatan verbal dapat berupa kata-kata berupa kalimat yang di ucapkan guru. Contoh: “baik”, “bagus”, “tepat”, “saya sangat menghargai pendapatmu”, “pikiranmu sangat cerdas”, dan lain-lain.
2.      Pengguatan Non Verbal
Pengguatan non verbal meliputi antara lain:
Ø  Penguatan Gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerak wajah dan anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya mengangkat alis, tersemun, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikan ibu jari “jempol”, dan lain-lain.
Ø  Penguatan Dengan Cara Mendekati
Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendakati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekarjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri disamping siswa. Seiring kegiatan guru mendakati siswa diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.
Ø  Penguatan dengan Sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa, seringkali untuk anak-anak masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.[9]
Ø  Penguatan dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.
Ø  Penguatan Berupa Tanda dan Benda
Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam symbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian prangko, mata uang koleksi, bintang, permen, dan lain sebagainya.[10]

D.    Prinsip penggunan penguatan
Dalam keterampilan penguatan ada beberapa prinsip penggunaan penguatan antara lain:
1.    Sikap dan gaya guru, termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
2.    Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
3.    Menghindari penggunaan respons yang aktif
Walupun teguran danhukuman masih digunakan, respons  negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengemabangkan dirinya.[11]
4.    Dapat bersifat pribadi atau kelompok.[12]
Di samping prinsif tersebut di atas, dalam memberikan penguatan juga harus memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
§  Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan penguatan tertentu kepada siswa.
§  Penguatan harus diberikan segera
Agar dampak positif diharapkan tidak menurunkan bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukan respons yang diharapkan. Dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respons yang ditujukan dengan penguatan yang diberikan.
§  Variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Oleh karena itu bentuk penguatan yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan karakteristik prilaku belajar yang yang ditunjukan oleh siswa itu sendiri.[13]

E.     Cara Menggunakan Penguatan
Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:
1.      Penguatan kepada pribadi tertentu
Pengguatan harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak kurabg afektif.
2.      Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula dapat diberikan kepada siswa, misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain voli yang menjadi kegemarannya.
3.      Penguatan pemberian dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau proses yany diharapkan.
4.      Variasi dalam penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas kepada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan kurang afektif.
5.      Penguatan tak penuh
Penguatan ini diberikan kepada siswa siswi yang telah melaksanakan tugas atau menjawab pertanyaan dengan baik, akan tetapi belum seluruhnya benar. Maka dengan demikian diberikan penguatan sebagian dan selanjutnya guru meminta siswa siswi yang lain untuk menyempurnakan jawaban siswa siswi  sebelumnya.[14]
6.      Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias
7.      Hindari respons negatif terhadap jawaban[15]






Kesimpulan

Keterampilan dasar penguatan adalah segala  bentuk  respons  yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan  untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi.
Adapun tujuan dan manfaat keterampilan penguatan adalah Meningkatkan perhatian siswa, Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa, Memudahkan siswa belajar, Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa serta Memelihara iklim kelas yang kondusif.
Adapun komponen keterampilan penguatan  meliputi penguatan verbal dan non verbal. Penguatan verbal yakni dapat berupa kata-kata atau kalimat, sedangkan penguatan non verbal yakni, penguatan gestural, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, dan  penguatan berupa tanda dan benda.
Dalam keterampilan penguatan ada beberapa prinsip penggunaan penguatan antara lain: Sikap dan gaya guru, termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, kebermaknaan, menghindari penggunaan respons yang aktif, serta dapat bersifat pribadi atau kelompok.Dalam keterampilan penguatan ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut: Penguatan kepada pribadi tertentu, Penguatan kepada kelompok, Penguatan pemberian dengan segera, Variasi dalam penggunaan, Penguatan tak penuh, Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias serta Hindari respons negatif terhadap jawaban. 



Daftar Pustaka

Dadang Sukirman, 2006. Mamad Kasmad, Pembelajaran Micro. Bandung: UPI Press.

Sogito Edi, dkk, kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal.

Dr. Wina Sanjaya, 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Kencana.

http://www.SekolahDasar.Net/2011/12/keterampilan_dasar_pemberian_penguatan_html?m =1

http://ismanpunggul.blogspot.com/2012/02/keterampilan-dasar-mengajar-memberi.html

Oemar Hamalik, 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasrkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Dadang Sudirman. Micro Teaching. hal

Dr, Hamzah B.Uno P.Pd. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelejaran. Jakarata: PT Bumi Aksara.

Hj. Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Mikro, Pekan Baru: Fakultas Tarbiyah IAIN. 2004.hal. 17 

http://www.sekolahdasar.net/2011/12/keterampilan-dasar-pemberian-penguatan.html

Uzer Usman, 2002. Menjadi guru profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hasibun, Modedjiono,2003.  proses Belajar Mengajar,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

H. Udin S.Winataputra. 2002. Strtegi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Erni Purwati ,dkk. 2009. Micro teaching. Surabaya: Aprinta.
Kusnadi. Dr. 2011Profesi dan Etika Keguruan, Pekan Baru: Yayasan Pusaka Riau. 


[1] Dadang Sukirman, Mamad Kasmad, Pembelajaran Micro. Bandung: UPI Press, 2006. Hal. 199.
[2] Sogito Edi, dkk, kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal.
[3]http://www.SekolahDasar.Net/2011/12/keterampilan_dasar_pemberian_penguatan_html?m =1
[4] Dr. Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Kencana 2008)
[5] http://ismanpunggul.blogspot.com/2012/02/keterampilan-dasar-mengajar-memberi.html
[6]Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasrkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Hal. 172
[7]Dadang Sudirman. Micro Teaching. hal
[8] Hj. Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Mikro, Pekan Baru: Fakultas Tarbiyah IAIN. 2004.hal. 17 
[9]Dr, Hamzah B.Uno P.Pd: Orientasi baru dalam psikologi pembelejaran, Jakarata PT Bumi Aksara, 2006
[10] http://www.sekolahdasar.net/2011/12/keterampilan-dasar-pemberian-penguatan.html
[11] Uzer Usman, Menjadi guru profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya2002. Hal.88
[12] Hasibun, Modedjiono, proses Belajar Mengajar,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal.60
[13] H. Udin S.Winataputra. Strtegi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. 2002. Hal 7.35
[14] Erni Purwati ,dkk. Micro teaching. Surabaya: Aprinta. 2009.hal
[15]Kusnadi. Profesi dan Etika Keguruan, Pekan Baru: Yayasan Pusaka Riau. 2011. Hal. 82