PEMBAHASAN
KETERAMPILAN
DASAR PENGUATAN
A. Pengertian
Penguatan
Secara psikologis setiap orang mengharapkan adanya
penghargaan terhadap suatu usaha bahwa hasil yang telah dilakukannya. Memalui
penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan bahwa hasil perbuatannya
tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi pemacu untuk berusaha
meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam hidupnya.[1]
Keterampilan dasar
penguatan adalah segala bentuk respons
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau
responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi.[2]
Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang
diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong selamanya untuk meberikan
respon setiap kali muncul stimulus dari guru, atau siswa akan berusaha
menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat. Penguatan juga berguna untuk
mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan kerjanya.[3]
Dengan demikian fungsi keterampilan pengatahuan
(reinfor cement) itu adalah untuk meberikan ganjaran kepada siswa sehingga
siswa akan berbesar hati dan menigkatkan
partisifasinya dalam setiap proses pembelajaran.[4]
Dalam pembelajaran penguatan memiliki peran yang
penting untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang lebih
memiliki makna dan bermutu. Pujian atau respons positif yang diberikan oleh
guru atau siswa yang telah menunjukan prestasi, baik dalam bidang akademik
maupun non-akademik, anak akan merasakan bahwa perbuatannya dihargai, dan
dengan demikian akan menjadi motivator untuk terus berusaha menunjukan prestasi
terbaiknya. Akan tetapi bagi yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan
merasa senang karena apa yang ditunjukkannya mendapat tempat dan merasa diakui.
Anak butuh pengakuan terhaap sesuatu yang dilakukannya, adanya pengakuan akan
menimbulkan dampak positif terhadap proses pembelajaran.[5]
Penguatan hanya
terbatas pada pemberian balikan terhadap respons-respons yang betul, yang
tampak dari jawaban siswa sendiri. Dengan penguatan tadi, siswa dapat
memisahkan mana yang betul dan dapat dilanjutkan, dan mana ynag salah dan tidak
perlu dilanjutkan.[6]
Oleh karena itu guru harus melatih dengan berbagai jenis penguatan
dan membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran
tidak hanya sekedar berisi sajian materi untuk dikuasai oleh anak, akan tetapi
bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang
selalu saling menghargai.[7]
B.
Tujuan
dan Manfaat Penguatan
Pemberian respon positif (penguatan) terhadap
perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata (verbal) maupun non-verbel
seperti denggan isyarat-isyarat tertentu, secara langgsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa.
Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam
pembelajaran antara lain adalah :
1. Meningkatkan perhatian
siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan
oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa
diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin
meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada
siswanya.
2. Membangkitkan dan
memelihara motivasi belajar siswa; apabila
perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnyapun
akan semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar
tersebut, yaitu melalui penguatan.
3. Memudahkan siswa
belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator
pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar
harus ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan
memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian
siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam
belajar.
4. Menumbuhkan rasa
percaya diri pada siswa; rasa percaya diri
merupakan modal dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah
dan perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses
pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil
perasaan-perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan
atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar
siswa.
5. Memelihara iklim kelas
yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan,
aman, dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal.
Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis
sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba,
dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai
dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa.
C.
Komponen Keterampilan Penguatan
Penggunaan keterampilan penguatan dalam kelas harus
bersifat selektif dan hati-hati, disesuaikan dengan usia siswa, tingkat
kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang, tujuan, dan sifat tugas. Pemberian
pengguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa komponen keterampilan memberikan
penguatan ialah sebgai berikut.[8]
1. Penguatan
Verbal
Penguatan verbal dapat
berupa kata-kata berupa kalimat yang di ucapkan guru. Contoh: “baik”, “bagus”,
“tepat”, “saya sangat menghargai pendapatmu”, “pikiranmu sangat cerdas”, dan
lain-lain.
2. Pengguatan Non Verbal
Pengguatan non
verbal meliputi antara lain:
Ø Penguatan
Gestural
Penguatan ini diberikan
dalam bentuk mimik,
gerak wajah dan anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa.
Misalnya mengangkat alis, tersemun, tepuk tangan, anggukan tanda setuju,
menaikan ibu jari “jempol”, dan lain-lain.
Ø Penguatan
Dengan Cara Mendekati
Penguatan ini
dikerjakan dengan cara mendakati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap
pekarjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam
kelompok diskusi, berdiri disamping siswa. Seiring kegiatan guru mendakati
siswa diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.
Ø Penguatan
dengan Sentuhan
Guru dapat menyatakan
penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa,
atau mengangkat tangan siswa, seringkali untuk anak-anak masih kecil, guru
mengusap rambut kepala siswa.[9]
Ø Penguatan
dengan Memberikan Kegiatan yang Menyenangkan
Penguatan ini dapat
berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan
pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan
lain-lain.
Ø Penguatan
Berupa Tanda dan Benda
Penguatan bentuk ini
merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam symbol penguatan untuk
menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain:
komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian prangko, mata uang koleksi,
bintang, permen, dan lain sebagainya.[10]
D.
Prinsip penggunan penguatan
Dalam keterampilan penguatan
ada beberapa prinsip penggunaan penguatan antara lain:
1.
Sikap dan gaya guru, termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
2.
Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan
siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan.
3.
Menghindari penggunaan respons yang aktif
Walupun teguran danhukuman masih digunakan, respons negatif yang diberikan guru berupa komentar,
bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan
semangat siswa untuk mengemabangkan dirinya.[11]
4.
Dapat bersifat pribadi atau kelompok.[12]
Di
samping prinsif tersebut di atas, dalam memberikan penguatan juga harus
memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
§
Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya
memberikan penguatan tertentu kepada siswa.
§
Penguatan harus diberikan segera
Agar dampak positif diharapkan tidak menurunkan bahkan hilang, penguatan
haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukan respons yang diharapkan.
Dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respons yang ditujukan
dengan penguatan yang diberikan.
§
Variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya hingga
dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Oleh karena itu bentuk
penguatan yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan karakteristik
prilaku belajar yang yang ditunjukan oleh siswa itu sendiri.[13]
E.
Cara Menggunakan Penguatan
Ada beberapa cara penggunaan
penguatan yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:
1.
Penguatan kepada pribadi tertentu
Pengguatan harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak kurabg
afektif.
2.
Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula dapat diberikan kepada siswa, misalnya apabila satu
tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas
itu bermain voli yang menjadi kegemarannya.
3.
Penguatan pemberian dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau proses
yany diharapkan.
4.
Variasi dalam penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak
terbatas kepada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan
lama kelamaan akan kurang afektif.
5.
Penguatan tak penuh
Penguatan ini diberikan kepada siswa siswi yang telah melaksanakan tugas
atau menjawab pertanyaan dengan baik, akan tetapi belum seluruhnya benar. Maka
dengan demikian diberikan penguatan sebagian dan selanjutnya guru meminta siswa
siswi yang lain untuk menyempurnakan jawaban siswa siswi sebelumnya.[14]
6.
Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias
7.
Hindari respons negatif terhadap jawaban[15]
Kesimpulan
Keterampilan
dasar penguatan adalah segala bentuk respons
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau
responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi.
Adapun tujuan dan manfaat keterampilan penguatan adalah Meningkatkan
perhatian siswa, Membangkitkan dan
memelihara motivasi belajar siswa, Memudahkan
siswa belajar, Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa serta Memelihara iklim
kelas yang kondusif.
Adapun komponen keterampilan
penguatan meliputi penguatan verbal dan
non verbal. Penguatan verbal yakni dapat berupa kata-kata atau kalimat,
sedangkan penguatan non verbal yakni, penguatan gestural, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan
sentuhan, penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, dan penguatan berupa tanda dan benda.
Dalam keterampilan penguatan
ada beberapa prinsip penggunaan penguatan antara lain: Sikap dan gaya guru,
termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, kebermaknaan, menghindari
penggunaan respons yang aktif, serta dapat bersifat pribadi atau kelompok.Dalam
keterampilan penguatan ada beberapa cara penggunaan penguatan yang perlu
diperhatikan yakni sebagai berikut: Penguatan kepada pribadi tertentu, Penguatan
kepada kelompok, Penguatan pemberian dengan segera, Variasi dalam penggunaan,
Penguatan tak penuh, Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias serta
Hindari respons negatif terhadap jawaban.
Daftar Pustaka
Dadang Sukirman, 2006. Mamad Kasmad, Pembelajaran
Micro. Bandung: UPI Press.
Sogito Edi, dkk, kemampuan Dasar Mengajar.
Jakarta: Universitas Terbuka. Hal.
Dr. Wina Sanjaya, 2008. Pembelajaran
Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta
: Kencana.
http://www.SekolahDasar.Net/2011/12/keterampilan_dasar_pemberian_penguatan_html?m
=1
http://ismanpunggul.blogspot.com/2012/02/keterampilan-dasar-mengajar-memberi.html
Oemar Hamalik, 2003. Perencanaan Pengajaran
Berdasrkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.
Dadang Sudirman. Micro Teaching. hal
Dr, Hamzah B.Uno P.Pd. 2006. Orientasi Baru
Dalam Psikologi Pembelejaran. Jakarata: PT Bumi Aksara.
Hj. Nurhasnawati, Strategi Pengajaran
Mikro, Pekan Baru: Fakultas Tarbiyah IAIN. 2004.hal. 17
http://www.sekolahdasar.net/2011/12/keterampilan-dasar-pemberian-penguatan.html
Uzer Usman, 2002. Menjadi guru profesional,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hasibun, Modedjiono,2003. proses Belajar Mengajar,Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
H. Udin S.Winataputra. 2002. Strtegi
Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Erni Purwati ,dkk. 2009. Micro teaching.
Surabaya: Aprinta.
Kusnadi. Dr. 2011Profesi dan Etika
Keguruan, Pekan Baru: Yayasan Pusaka Riau.
[3]http://www.SekolahDasar.Net/2011/12/keterampilan_dasar_pemberian_penguatan_html?m
=1
[4] Dr.
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Kencana 2008)
[5]
http://ismanpunggul.blogspot.com/2012/02/keterampilan-dasar-mengajar-memberi.html
[6]Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasrkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Hal. 172
[7]Dadang Sudirman. Micro Teaching. hal
[9]Dr, Hamzah B.Uno P.Pd: Orientasi baru dalam psikologi pembelejaran,
Jakarata PT Bumi Aksara, 2006
[10]
http://www.sekolahdasar.net/2011/12/keterampilan-dasar-pemberian-penguatan.html
[11] Uzer Usman, Menjadi guru profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya2002. Hal.88